Seperti kitab tebal yang kau buka, aku terselip didalamnya..
Di antara kata dan kalimat, kabur tak terbaca..

Kamis, 25 November 2010

"MOTIVASI"

-->

Jika engkau ditugaskan untuk menjadi Raja atau Ratu,
ENGKAU AKAN MENJADI RAJA ATAU RATU.

Tidak ada apa dan siapa pun yang bisa membatalkan rencana kebesaranmu, KECUALI jika engkau MENOLAK RENCANA TUHAN,
...dengan MENJADIKAN dirimu malas, pesimis, penyedih, dan berbahasa sembarangan.
ENGKAU PEMBESAR MASA DEPAN, BERSIKAP DAN BERLAKULAH YANG SESUAI.

Aku menghormatimu mulai dari apa adanya engkau sekarang...
 

 

Mario Teguh

Selasa, 23 November 2010

PRESIDEN

Presiden..mungkin itulah kata yang saat ini sedang terbersit di dalam otak saya. bukan sebuah cita-cita, ataupun salah satu dari puluhan mimpi-mimpi yang ingin saya raih. Tepatnya, kata itu hanya menjadi sebuah angan-angan yang sudah menyelinap dalam benak saya beberapa tahun yang lalu. Tidak begitu lama, tapi cukup lama mengisi kepala saya dan membuat saya sering memikirkannya. Angan-angan, bagi saya bukanlah sebuah ambisi. Tercapai atau tidaknya bukanlah hal yang penting, sebab ini hanya bagian kecil dari banyak hal yang menghiasi mimpi saya. Bagi saya, mimpi adalah keinginan. Sesuatu yang mesti diwujudkan. Berhasil atau tidaknya adalah hasil dari sebuah proses yang setidaknya telah membuat saya menjadi sosok yang mau berusaha dan berjuang untuk memperolehnya. Sedangkan angan-angan bagi saya hanya bagian dari mimpi itu, dan bukan perwujudan dari mimpi itu. Mungkin terdengar aneh dan sangat membingungkan, dan saya pun sebenarnya tidak mengerti dengan semua itu.
Presiden, sejatinya adalah seorang pemimpin. Pemimpin hakekatnya adalah seorang pejuang. Berkorban dengan kebijaksanaan, berkorban dengan mengabaikan perasaan tapi bukan berarti tak berperasaan. Pemimpin sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan sulit, sering dikacaukan dengan banyak hambatan, dan sering dihantui justru dengan kekuasaannya sendiri. Menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah, apalagi menjadi pemimpin negara. Sebab, memimpin orang lain berarti mampu mengarahkan mereka menjadi lebih baik. Berusaha melakukan yang terbaik untuk kepentingan orang lain dengan mengabaikan kepentingan pribadi. Presiden adalah bagian dari wajah pemimpin. Jabatan dan kekuasaan yang menjadi rebutan banyak orang, yang kadang kala menyakiti mereka sendiri. Menjadi presiden merupakan sebuah konsekuensi besar bagi ia atau mereka yang memperoleh kehormatan tersebut. Seorang presiden tidak hanya harus siap untuk diagung-agungkan, tetapi juga harus siap untuk ditentang dan dicaci. Maka ia atau mereka yang beruntung adalah bagian dari sejarah yang namanya akan tercatat dan dikenang hingga keberadaan negeri ini hilang.

Pangkep, 23 Januari 2010
dina

S.A.M.A

-->
Aku terbangun
Masih sama dengan hari kemarin
Tak ada yang berbeda
Orang-orang yang itu-itu lagi
Sama seperti hari-hari kemarin
Kemarin dulu, kemarinnya kemarin dulu
Kemarin kemarinnya kemarin, kemarin-kemarin yang lalu
                                   Besoknya, dengan matahari yang saama
                                   Aku kembali terbangun
                                   Masih seperti yang kemarinnya kemarin
                                   Suasana yang sama, dengan pemuda-pemuda yang sama
                                   Kakek tua, ibu-ibu, dan anak-anak yang tetap sama
Jalannya masih sama, rumahnya pun sama
Sikap yang sama, dengan sandiwara yang sama
Mereka sibuk berkocah-kacih
Beradu mulut, bahkan saling melempar batu
Suaranya masih seperti itu
Tak pernah lelah untuk mengulang yang itu-itu saja
                                   Besoknya besok,
                                   Hari ini, aku terbangun lagi
                                   Dengan mimpi bahwa hari ini takkan sama dengan yang kemarin
                                   Orang-orang baru, dengan suasana baru
                                   Bukan lagi anak muda yang sok tahu
                                   Atau kakek-kakek yang merasa lebih hebat
                                   Namun nihil
                                   Mimpi tetaplah mimpi
                                   Sama dengan yang lain, akan tetap begitu dan seperti itu...

4/7/2008
00:50:08

BUKAN

-->
Bukan tuk kudekap.
Bayang-bayangmu yang maya telah merembes di titik sukmaku.
Namun bingkai ruhmu hanya hiasan yang tergeletak.
Bukan tuk kudekap.
Sampan Tuhan tlah meraihku.
Maka kulepaskan rasa tak bernama ini di jantungmu.
Hingga detik yang lalu ku kan lupa, bahwa kau pernah menjadi sajak di hatiku.

Senin, 22 November 2010

I’m CARE...what ’bout YOU????

         Berbagai bencana yang terjadi di negeri kita, tanah pertiwi tercinta, tentu saja telah mengiris hati, mengusik jiwa dan bahkan mengurai air mata kita. Dimana kepedulian kita terhadap lingkungan dan alam yang menjadi tempat berteduh kita? Kekayaan yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma, namun kita gunakan seenaknya. Apakah sesuatu yang gratis harus kita sia-siakan? Tidakkah kita bisa berpikir dan bertindak lebih bijak dengan akal yang telah kita miliki. 
         Marilah memulai dari diri sendiri dan dari hal yang paling kecil (kata AA Gym). Misalnya, tidak membuang sampah di sembarangan tempat atau menghemat pemakaian air dan listrik. Hal yang sangat sederhana, tetapi akan berdampak besar bagi kehidupan kita bersama.
Selain itu, berhentilah sibuk menyalahkan orang lain. Saatnya kita peduli, saatnya kita berpikir, dan saatnya untuk bertindak.


Just info !!!

1.Memakai 1 bungkus tissue berarti menebang 1 pohon. Sedangkan pohon yang dapat menyerap CO2, apabila pohon selalu ditebang maka itulah yang menjadi penyebab global warming.

2.70% pencemaran udara disebabkan oleh kendaraan bermotor. 

3.Mengurangi penggunaan kertas, karena kertas dibuat dari pohon.

4.Kurangi plastik, soalnya plastik tdk bisa didaur ulang.

5.Jangan sering pakai parfum. Soalnya parfum mengandung CFC(Cloroflorocarbon) yang dapat merusak ozon.
Assalamu alaikum…

Hmm…hari ini aku bertemu seorang nenek di kampus..Mungkin usianya sekitar 70 tahun..
Tubuhnya kurus dan badannya agak bungkuk..ia membawa sebuah karung besar yang berisi sampah2 plastik..aku melihatnya sedang memunguti beberapa botol plastic bekas yang tergeletak di jalanan, di sekitar koridor kampus..ia dengan sabar mengambil sampah2 itu dan memasukannya ke dalam karung.
Beberapa saat kemudian, aku melihat nenek itu menghampiri sebuah tempat sampah. Ia kemudian mulai mengais, mengambil sampah2 plastik yang ada di dalamnya.
Aku menatapnya dengan iba..”Sungguh kasihan nenek ini,”batinku.
Yah, bagaimana tidak..orang seusia dia harus bekerja sekeras itu, padahal ia sudah sangat renta. Seharusnya, nenek itu sedang asyik menikmati masa-masa tuanya di rumah, bersama anak dan cucunya. Menikmati hari-hari di usia senjanya, dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang menyenangkan.
Tapi nenek itu, sungguh memilukan. Aku sangat kasihan melihanya. Ia harus membanting tulang untuk menghidupi dirinya dan mungkin juga keluarganya. Sungguh ironis..
Aku kembali menunduk. Sejenak merenung, mengingat kakek dan nenekku di rumah. Yah, mungkin mereka lebih beruntung dari pada nenek itu. Sekali lagi, aku bersyukur pada Tuhan, yang selalu mencukupkan rezeki-Nya kepada keluargaku.
The last, aku berharap agar aku dan kita semua bisa menjadi hamba yang senantiasa bersyukur atas segala kemurahan hati Tuhan...amin..^^

Kamis, 04 November 2010

Hanya Renungan

Kawan, pernahkah kau merasa BERBEDA? Pernahkah kau merasa iri melihat kehidupan dan kebahagiaan orang lain? Atau pernahkah terlintas sejenak dalam benakmu untuk menjadi seperti mereka? Kalau jawabannya TIDAK berbanggalah dan kalau IA maka bersyukurlah.
HIDUP, kadang kala tidak memberikan kita pilihan untuk terlahir atau tercipta seperti apa yang kita inginkan. Sebab bila iya, maka semua orang akan menuntut kehidupan yang sempurna dan bahagia. Maka apa indahnya jika semua manusia di dunia ini terlahir sama? Maka dimana wujud keadilan Tuhan ketika semuanya tak memiliki perbedaan? Bukankah dengan terlahir berbeda kita bisa merasakan keindahan itu? Bukankah dengan ketidaksamaan itu kita dapat melihat keadilan ?
Wajar, ketika ada kalanya kita merasa iri dengan orang lain. Yah, karena pada hakekatnya kita adalah ‘manusia’. Kita hidup, dan kita bisa merasakan Hidup itu. Hanya saja, kita tidak boleh menjadikan hal itu sebagai pembenaran atas tindakan kita yang tidak baik. Setiap orang mungkin saja memiliki kelebihan yang tidak kita miliki, tapi boleh jadi mereka pun tidak memiliki kelebihan yang kita miliki. Ada kalanya kita kurang, dan ada kalanya mereka lebih. Begitupun sebaliknya. TAK ADA YANG SEMPURNA. Jadi, untuk apa kita menuntut kesempurnaan yg sudah jelas hal itu hanya milik sah TUHAN.
Ada kalanya, kita merasa orang lain selalu bahagia. Sedang kita tak hentinya dirundung masalah. Kita berpikir bahwa mereka bisa dengan mudah mendapatkan segalanya. Sedang kita, meski telah bersusah payah tetap saja tak mampu. Tapi pernahkah kita berpikir, bahwa lebih banyak hal yang mesti kita syukuri daripada kita ratapi dengan rasa sedih dan kecewa.
Kita terlalu sering melihat ke atas, hingga seringkali lupa bahwa masih banyak orang di bawah. Kita terlena pada kebahagiaan orang lain, sehingga kita lupa kebahagiaan diri kita sendiri. BAHAGIA ada di dalam hati, bukan pada apa yang kita punya dan miliki dalam gengaman. Bukan pada apa yang kita jamah atau yang kita lihat, tetapi bagaimana kita merasakan dan mesyukuri segala nikmat YANG KUASA sebagai anugerah yang pantas kita syukuri.

Minggu, 04 April 2010

My new L.I.F.E

Menapaki kampus merah Universitas Hasanuddin, ada sesuatu yang justru terasa asing bagi saya. Bukan karena saya belum pernah memasuki kampus ini sebelumnya, tapi justru karena sekarang saya telah menjadi bagian dari keluarga besar ini. Tak ada lagi seragam putih abu-abu yang biasa saya jumpai, teman-teman semasa SMA yang sudah bagaikan saudara, dan guru-guru yang telah akrab dalam pandangan saya. Suasananya begitu berbeda dan semuanya terasa lain. Kini, saya berada di antara ribuan orang yang tidak saya kenal. Saya bertemu dengan wajah-wajah baru hampir setiap hari dengan gaya dan penampilan yang tentu saja berbeda. Sesuatu yang tidak pernah saya temui sebelumnya di bangku SMA. Saya mulai melangkah, melewati koridor demi koridor tempat ini dengan berbagai pikiran yang berkecamuk di kepala. Inikah dunia kampus? Inikah orang-orang di dalamnya? Beginikah rasanya menjadi mahasiswa? Dan sebuah pertanyaan besar dalam hati saya. Siapkah saya menjadi seoarang mahasiswa?
Awalnya saya merasa sangat canggung, namun lama kelamaan saya bisa menetralisir semua perasaan itu. Ya, sekarang saya telah berada di dunia yang berbeda. Saya bukan lagi seorang siswa, kini saya adalah seorang mahasiswa. Sebuah peningkatan level yang harus disikapi dengan penuh rasa tanggung jawab.
            Mahasiswa, sebuah gelar baru yang kini saya sandang. Sebuah tahapan yang mesti saya lalui sebagai proses akademis untuk meraih apa yang saya cita-citakan. Ibaratnya sebuah tangga, kita harus melalui tiap-tiap anak tangga itu untuk dapat mencapai puncaknya. Begitupun dengan apa yang saya alami. Setelah menyelesaikan tahun terakhir di SMA, saya mendaftarkan diri di berbagai perguruan tinggi, baik itu negeri maupun swasta. Hingga pada  akhirnya setelah melalui proses panjang yang melelahkan, saya dapat menjadi salah satu mahasiswa Jurusan Fisioterapi Universitas Hasanuddin. Sebuah hal besar yang mesti dan wajib saya syukuri, sebab tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Beribu-ribu orang bertarung di berbagai tes  masuk penerimaan mahasiswa baru yang diadakan oleh setiap perguruan tinggi di Indonesia, namun tidak semuanya bisa merasakan keberhasilan yang sama untuk dapat duduk di bangku perguruan tinggi dan bahkan merasakan indahnya menjadi seorang mahasiswa.
            Menjadi salah seorang mahasiswa fisioterapi sebenarnya bukanlah sesuatu yang mudah bagi saya. Banyak hal yang sering membuat saya ragu dan kadang kala hal itu mampu mematahkan semangat yang selama sudah ini saya bangun. Namun, saya selalu berusaha memantapkan diri dan meyakinkan hati saya bahwa fisioterapi adalah pilihan yang terbaik untuk mengantarkan saya meraih sebuah impian di masa depan. Sebuah harapan untuk dapat membahagiakan kedua orangtua saya.
            Setelah melalui proses PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) dan BSS (Basic Study Skill), baik itu tingkat universitas maupun tingkat fakultas, akhirnya tibalah saya pada sebuah dunia baru, kehidupan baru dengan keluarga yang tentu saja baru. Saya mulai merasakan kebahagiaan tersendiri bisa berada di antara kaum-kaum intelek yang sangat haus akan ilmu pengetahuan. Saat itulah semangat saya bangkit untuk menatap masa depan yang lebih baik. Meskipun lahir di Pangkep, berdarah asli Pangkep, dan memiliki orangtua yang berasal dari Pangkep, sebuah daerah kecil di pelosok Indonesia Timur, namun semangat dan tekad saya untuk berprestasi tidak kalah besarnya dengan anak-anak lainnya yang mungkin lahir dan tumbuh di daerah perkotaan dengan segudang fasilitas lengkap dan mewah. Saya percaya bahwa ketika orang lain bisa, maka saya pun pasti bisa.  
    Menjalani kuliah pertama di Fakultas Kedokteran adalah hal yang cukup berat bagi saya pribadi. Saya harus berjumpa dan berinteraksi dengan orang-orang baru, bukan lagi orang yang biasa saya temui di bangku SMA. Sebenarnya ini mungkin bukanlah hal yang sulit bagi sebagian orang, namun berbeda halnya dengan saya. Saya menyadari bahwa saya bukanlah tipe orang yang gampang bergaul atau istilahnya supel. Kadang kala saya sangat kesulitan untuk berbicara atau sekedar bertegur sapa dengan orang yang baru saya kenal. Namun seiring berjalannya waktu, saya dapat mengatasi semua ini.
   Hari-hari pun berlalu, kehidupan dunia kampus yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya di kepala saya akhirnya tergambar sudah. Kini saya mulai memahami sedikit demi sedikit hal-hal yang terjadi di dalamnya, saya mulai belajar banyak hal hingga saya mencapai sebuah kesimpulan bahwa menjadi seorang mahasiswa adalah sesuatu yang tidaklah mudah namun sungguh menyenangkan. Walaupun terbilang baru, saya menyadari bahwa setiap peristiwa yang telah saya alami dan saya lalui adalah sebuah bagian dari proses pendewasaan diri yang akan membimbing saya menjalani hari-hari penuh cerita di kampus ini. Saya berusaha mengubah pola pikir saya, mencoba melihat segala hal dari sudut pandang yang berbeda. Menyadari bahwa menjadi mahasiswa berarti siap untuk berpikir terbuka, kritis, dan dewasa. Saya bukan lagi anak SMA yang mengenakan seragam putih abu-abu, kini saya adalah seorang mahasiswa yang dituntut untuk membawa perubahan, baik bagi diri saya pribadi maupun untuk bangsa dan negara tercinta.
           

Kisah seorang ayah dan putrinya

Kisah ini terjadi disuatu pagi yang cerah, yaa.. mungkin tidak begitu cerah untuk seorang ayah yang kebetulan memeriksa kamar putri nya...

Dia mendapati kamar itu sudah rapi, dengan selembar amplop bertuliskan untuk ayah diatas kasurnya.. perlahan dia mulai membuka surat itu...


--
Ayah tercinta,

Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan sangat menyesal.
Saat ayah membaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan rumah.
Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik, setelah bertemu dia.. Ayah juga pasti akan setuju meski dengan tatto2 dan piercing yang melekat ditubuhnya, juga dengan motor bututnya serta rambut gondrongnya.

Dia sudah cukup dewasa meskipun belum begitu tua (aku pikir jaman sekarang 42 tahun tidaklah terlalu tua).
Dia sangat baik terhadapku...
lebih lagi dia ayah dari anak di kandunganku saat ini.
Dia memintaku untuk membiarkan anak ini lahir dan kita akan membesarkannya bersama.

Kami akan tinggal berpindah-pindah, dia punya bisnis perdagangan extacy yang sangat luas
Dia juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu tidak begitu buruk.
Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami.

Para ahli pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi dia bisa segera sembuh.

Aku tahu dia juga punya cewek lain tapi aku percaya dia akan setia padaku dengan cara yang berbeda.

Ayah.. jangan khawatirkan keadaanku.
Aku sudah 15 tahun sekarang, aku bisa menjaga diriku.
Salam sayang untuk kalian semua.

Oh iya, berikan bonekaku untuk adik, dia sangat menginginkannya.

----

Masih dengan perasaan terguncang dan tangan gemetaran, sang ayah membaca lembar kedua surat dari putri tercintanya itu...


PS: Ayah, .. tidak ada satupun dari yang aku tulis diatas itu benar
Aku hanya ingin menunjukkan ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada nilai Raporku yg buruk.
Kalau ayah sudah menandatangani rapotku diatas meja,
panggil aku ya...Aku tidak kemana2 saat ini aku ada di....


tetangga sebelah.


NB: tulisan ini saya ambil dari facebook teman..

Jumat, 02 April 2010

PUTIH ABU-ABU

and the story begin...




















               putih abu-abu, it's not just colours






there are moment


















                                                                 and we're laughing...


















then...we're go...


















but the story, always in our hearts...;)











_forever_

Selasa, 30 Maret 2010

HUJAN

Hujan…Mungkin aku tidak terlalu suka dengan kondisi itu..Yah, seperti saat ini..hujan telah mengurungku di kampus, menahan kepulanganku setelah bergelut selama seharian dengan pelajaran-pelajaran yang cukup menguras energi..
Sebenarnya, aku bukannya tidak suka dengan hujan…Aku hanya sedikit takut dengan tumpahan air langit itu. Aku takut mendengar suaranya yang begitu keras saat terpelanting di atas atap-atap rumah atau bangunan yang terbuat dari seng. Entah mengapa, suaranya terdengar begitu mengerikan di telingaku. Di tambah lagi suara kilat atau guntur yang biasanya terdengar saat hujan turun. Suaranya yg cempreng  tidak kalah keras menggelegar di angkasa. .Mengaung-aung, seolah berontak pada langit.  
Saat hujan turun, kadang kala aku mengingat mama di seberang sana. Atau suasana rumah tatkala hujan menari dengan lembut sebelum jatuh ke bumi. Biasanya, mama akan membuatkan kami gorengan pisang yang disuguhkan bersama teh panas seduhan mama. Sungguh aku merindukan suasana itu, suasana di mana aku bisa berkumpul dengan mama, papa, kakak, dan adikku. Aku sangat merindukan kebersamaan itu. Saat-saat dimana aku harus berebutan pisang dengan adik atau kakakku, bahkan juga ayahku. Saat-saat bertengkar dengan saudaraku karena hanya memperebutkan sepotong pisang terakhir yang menghiasai piring kami. Mmm, keluarga yang ANEH..hehehe..;)
Berbicara tentang hujan, mungkin akan mengingatkan kita pada sebuah lagu yang dibawakan oleh grup band utopia yang isinya kurang lebih menceritakan tentang HUJAN. Yah, tapi sebenarnya saya bukan mau membahas tentang ini, sekedar intermezzo saja.
Mmm, kembali ke masalah pokok..'HUJAN'...
Banyak hal tentang hujan yang tidak bisa saya jelaskan. Keindahannya saat turun, kehangatan yang ia ciptakan justru saat ia membawa udara dingin, kekuatannya yang mampu menumbangkan pohon-pohon besar, manfaatnya yang tiada tara seperti yang tercantum di dalam Al-Qur’an, ataupun hal lain tentangnya yang tidak mampu saya paparkan satu per satu.
Begitulah hujan..Kedatangannya sering tidak diharapkan, namun kepergianya justru sering kali membawa kenangan..hiks..hiks..;)


LETTER FOR MOM




Mama, malam ini kuterbangun lagi. Lewat dingin angin malam yang meradang, lewat pekatnya hitam malam. Mama, tahukah engkau? Seperti malam-malam kemarin, aku teringat peristiwa yang lalu. Hari di mana sesuatu yg tak pernah terbayangkan terjadi. Saat aku pun tak sadar, bahwa Tuhan sedang menguji kita. Bukan karena aku tak mampu menerima, juga bukan karena aku tak bisa merelakannya, tapi karena aku ataupun yg lain tak bisa menolaknya. Ini bukan tentang ikhlas ataupun tidak, sebab aku seperti yg lain. Aku hanyalah manusia biasa.

Tahukah kau mama, hari itu adalah saat-saat yang paling gusar dalam hidupku. Aku menangis, menangis sejadi-jadinya. Aku tak percaya dengan semuanya. Semua yg menimpa mama. Kabar buruk yang kudengar tentang mama di hari itu. Kabar yang tidak pernah ingin kudengar sedikit pun. Namun di saat itu, mama tetap meneleponku, berusaha menguatkan hatiku. Aku tahu, mama sedang menahan perih. Tapi mama masih berbohong, berkata seolah tak terjadi apa-apa. Mama, tidak sadarkah kau bahwa hatiku sangat sedih mendengar semua itu. Sakit ma, sakit sekali. Bukan karena aku tidak mengharapkan mama akan baik-baik saja di sana, tapi karena aku tahu bahwa mama masih saja memikirkanku bahkan di saat kondisi mama sedang memburuk. Ingin rasanya aku segera kembali ke rumah, aku ingin segera pulang dan berada di samping mama saat itu. Aku ingin segera memeluk mama, menatap wajah mama, melihat mama yang seperti biasa akan menyambut kedatanganku di depan pintu. Pun seandainya aku bisa melawan ruang dan waktu, tentu saja akan kukerahkan sekuat tenaga untuk dapat bertemu denganmu kala itu.

Mama, waktu demi waktu berlalu. Kedewasaan memberiku sedikit ruang untuk memahami segalanya. Aku mulai menerima semua yg terjadi dan kuharap demikian pula bagi mama. Tuhan bukan tak sayang kepada kita, namun Tuhan terlampau menyayangi kita. Tak ada alasan yg mampu membuat kita berhenti bersyukur akan kuasa-Nya .

Mama, mungkin aku bukanlah anak yg berbakti. Sering kuucapkan caci maki ataupun bentakan-bentakan kasar yang sebenarnya tak pantas kulakukan. Tapi di balik itu semua, aku selalu menyayangi mama. Kata yang tak pernah kuuangkapkan, rasa yang selalu kupendam, dan cinta yang tak mampu kuutarakan. Mama, aku yakin engkau adalah sosok yang kuat. Dirimu adalah semangatku, senyummu adalah kekuatanku, dan doamu adalah pelindungku. Maka, aku pun meminta kepada Tuhan agar sedianya Dia menjagamu. Agar Tuhan selalu memberimu kekuatan untuk bertahan, tidak menyerah, dan putus asa pada takdir dan keadaan. 


Aku percaya mama, sebuah ayat yang selalu menguatkan hatiku ketika membaca kitabullah..”Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Dan aku yakin, bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya…

Untuk mama yang selalu kusayang, kukirimkan surat cinta ini, sebagai tanda bahwa aku bagga memilikimu di dalam hidupku..


Salam cinta
Anakmu..;)

Senin, 29 Maret 2010

S.M.U.D.A.M.A in M.E.M.O.R.Y



Skenario pun dimulai, di tempat sederhana, namun penuh makna. SMUDAMA, kampus adat tanpa madat. Tempat petualang penuh misteri, membentangkan tradisi dalam kenaifan yang memudar. Memberi harga akan tiap tapak. SMUDAMA, it's not just a story. Berjuta cerita, beragam makna, memadu dalam bahagia. Tak terangkum dalam setumpuk buku, sekeping CD, atau sebuah album mini besampul hati.
SMUDAMA, is not only about 'tekkel' or 'calla'. Belajar untuk ikhlas dan berbagi untuk orang lain. Merelakan, bukan sakit hati.
SMUDAMA, never ending story. Saat-saat ceria dalam kebersamaan, tangis bersama, duka bersama, dan untuk sakit yang menjadi derita bersama. Mengajarkan tentang makna kebersamaan, dalam suka maupun duka. Di sana tumbuh cinta, kisah romansa anak muda. Di sana tercipta kasih, persahabatan yang tak terlupakan. Merangkai cerita panjang tak terselesaikan.
SMUDAMA 100% jenius. Tempat kita menggantungkan harapan masa muda. Mengukir mimpi-mimpi kita tuk seberkas cahaya terang. Menemukan makna kegagalan untuk menapaki gerbang kesuksesan. Tak peduli dengan segala hambatan, sebab luka dan sakit itu telah kita rasakan. Rendah hati, bukan sombong. Pantang menoleh kebelakang, sebab masa lalu adalah kenangan dan masa depan adalah harapan.
SMUDAMA, simple is cool simple is fun. hidup bersahaja dalam kesederhanaan. Menyelami pagelaran kehidupan yang sesungguhnya. Dalam tarian dan nyanyian bahagia.
SMUDAMA, fly to the sky together. Sang kepompong telah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah. Siap tuk mengepakkan sayapnya, menuju angkasa yang luas. Kecil,mungil, dan penuh pesona. Berani menatap mentari dan siap menantang dunia.
SMUDAMA, do re mi fa sol la si do. Kami bangga, tlah menjadi bagian dari harmoni nada cinta dalam larik kisah klasik ini.  

SMUDAMAku, SMUDAMAmu, SMUDAMAta' tonji.....

Kamis, 25 Maret 2010

Jilbaber

Sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholeha....

RUMAH KEDUA


Saya terdiam, menatap ke sekeliling sudut tempat saya berada. Menyadari bahwa kini saya telah jauh dari sebuah tempat yang saya namakan sebagai “rumah kedua”. Sebuah tempat yang sekiranya telah melambuhkan saya pada sebuah kedewasaan, kemandirian, dan tentu saja tanggungjawab. Sebuah tempat yang mengenalkan saya pada berbagai macam warna, rupa, karakter, ataupun bahasa. Membuat saya mengerti akan berharganya setiap waktu yang saya punya, hingga saya lupa bahwa 3 tahun adalah waktu yang terlampau singkat. Di tempat itu, sebuah tempat yang saya istilahkan sebagai rumah kedua yang apik, lengkap dengan segala fasilitas alam yang menyenangkan. Rumah yang pintunya selalu terbuka, menyamakan setiap perbedaan tanpa menghilangkan perbedaan itu sendiri. Seperti ketika ia membuka pintunya untuk kami, 91 orang terpilih. Entahlah, mungkin karena kebetulan semata, jodoh, takdir, ataupun sejenisnya, saya pun tak tahu. Di kediaman itulah, saya belajar menerima berbagai macam hal, bahkan hal yang tak bisa saya terima sekalipun. Saya mengenal teman-teman baru, sebuah kelurga besar yang mengagumkan. Seperti rumah pada umumnya, di dalamnya ada ayah, ibu, tante, nenek, anak, cucu, dll. Mungkin terdengar lucu, seolah membuat fantasi dalam suatu kehidupan lain. Namun itulah yang akan terkenang bahkan ketika kita betul-betul akan mengalami kehidupan nyata yang sesungguhnya. Seperti kata orang bijak “hidup itu bagaikan roda yang selalu berputar, kadang di atas dan kadang di bawah”. Begitupun dengan kehidupan yang kita rancang. Pada saatnya, ketika suatu masa, ia pun akan berakhir. Mengenang semua hal yang ada ataupun terjadi di tempat itu adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya, khususnya teman-teman yang selalu setia menemani saya selama kurang lebih 3 tahun. Mengenal kalian adalah sebuah keajaiban, sebuah misteri yang terlampau indah dipecahkan. Walaupun kita telah dipisahkan oleh ruang dan waktu, ingatlah bahwa kita pernah hidup dalam sebuah dinding yang sama. Bahkan saat kalian ataupun saya sadar bahwa kini kita tak lagi bersama dalam sebuah tempat yang saya sebut sebagai “rumah kedua”.

Jumat, 19 Maret 2010

REFLECTION...

Apakah yang saya lihat di cermin sama dengan apa yg mereka lihat?
Apakah bayangan yang membentuk sesosok tubuh ketika saya mamandangnya akan sama dengan apa yang mereka temukan?
Apakah apa yg saya pikirkan tentang diri saya selalu sama dengan apa yang mereka pikir dan rasakan?
Setiap hari, entah kebohongan apa yang saya lakukan u/ menyembunyikan bahwa saya adalah diri saya.
Menutupi kebenaran bahwa saya adalah apa yang mereka lihat dan rasakan setelah waktu telah bergulir melampaui masa depan.
Kadang saya berpikir, apakah mereka mengenal saya seperti apa yang saya kenal terhadap diri saya sendiri?
Apakah semuanya sama, seperti yang saya harapankan dan saya inginkan.
Kemarin, saya mendengar bahwa mereka heran melihat saya hari ini. Apakah yang mereka dapati hari ini tentang saya adalah sama ketika kemarin mereka menemui saya?Atau sebaliknya, mereka telah menemukan sesuatu yang tidak mereka lihat sebelumnya?
Mereka mulai menebak, mempertanyakan bayangan yang mereka lihat dengan kenyataan yang dapat mereka raba.
Dan begitulah, saya memperkenalkan diri saya sebagai sebuah bayangan yang perlu mereka lihat secara utuh. Bukan gambaran yang disimpulkan dari kejauhan atau sepotong lagu yang mereka dengar di kegaduhan.



25 February 2010

SAJAK TUHAN

Sujudku ya Rabb,
Rintihan malam ini kumengadu
tentang jeritan hati anak Adam
yang terjebak dalam penjaran nasib
terperangkap dalam angan-angan kosong masa depan

Jika takdir itu yang tebaik
jangan rapuhkan aku dalam kuat-Mu
kuatkan aku dalam kuat-Mu
teguhkan hamba di atas agama-Mu
pada pilar-pilar cerita,
Dalam kitab-Mu


2008 

NINETEEN

Yah, kadang-kadang ngiri juga liat remaja-remaja seusia saya yang bisa leluasa menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan ke mall, belanja, nonton, atau makan bareng. Mereka terlihat begitu santai dan menikmati hidupnya sebagai remaja berusia 18 atau 19 tahun. Yah, prinsipnya sih “masa muda” adalah masa yang indah. So, kita wajib kudu fardu untuk menikmatinya. Kapan lagi coba kita bisa melakukan segala hal? Tertawa sepuas mungkin? Menikmati masa-masa indah bersama teman-teman atau pacar yang sudah dianggap soulmet sejati. Nah, tapi bagi saya semua itu bukanlah sebuah standar untuk menikmati masa muda, yang kata orang sih masa-masa penuh kebebasan. Saya mungkin tidak termasuk golongan remaja di atas. Saya adalah tipe orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di kampus dan tentunya di kamar. Biasanya saya disibukkan dengan rutinitas perkuliahan yang padat. Masuk jam 8 pagi n pulang sekitar jam 4 sore. Belum lagi kalau ada kegiatan lainnya setelah perkuliahan. Ditambah lagi tugas-tugas numpuk yang kadang-kadang kedatangannya tak terduga. Hmm, ternyata menjadi mahasiswa itu tidaklah mudah. Kita harus pinter-pinter ngatur waktu, supaya tidak ketinggalan dari yang lain.

Oke, next…menjalani rutinitas sebagai seorang mahasiswa membuat saya agak sedikit kekurangan waktu untuk bersantai, walaupun sebenarnya sih saya banyak membuang-buang waktu dengan kegiatan yang tidak jelas, seperti TIDUR. Hehe…yah, bersantai yang saya maksud di sini dalam artian jalan-jalan, hang out, atau apa pun bentuk “santai” yang didefenisikan oleh remaja seusia saya. Bukannya tidak punya waktu untuk melakukan hal-hal seperti itu, masalahnya saya adalah tipe orang yang tidak terlalu suka dengan jalan-jalan, belanja, ngumpul-ngumpul bareng teman, nonton di bioskop, etc. Saya memang lebih suka di kamar, menyendiri, menyatu dengan ketenangan. Biasanya dengan begitu, saya bisa mendapatkan banyak inspirasi untuk menulis. Hahaha…sungguh tragis. Tapi begitulah saya menikmati hidup sebagai remaja berusia 19 tahun..^^





 

Sesibuk apakah SAYA????


        Kadang kala, banyak hal yang membuat manusia menjadi sibuk. Sibuk terhadap berbagai kegiatan dunia yang seabrek, dengan jadwal padat setiap harinya. Terikat oleh berbagai kegiatan yang bahkan membuat waktu istirahat hampir tidak ada. Bahkan, tipe manusia yang seperti ini akan merasa bahwa sesungguhnya waktu 24 jam itu tidak cukup untuk dapat melakukan atau menyelesaikan semuanya. Mereka biasanya disibukkan dengan berbagai pertemuan, acara, kuliah, pekerjaan, tugas-tugas, atau berbagai jenis kegiatan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Mereka sibuk dengan agenda-agenda yang padat setiap harinya. Mereka berusaha meraih atau mengejar sesuatu, melakukan yang terbaik yang mereka anggap, dan menikmatinya sebagai sebuah rutinitas atau pekerjaan yang menyenangkan.
         Ada pula tipe manusia yang pada  dasarnya juga sibuk, tetapi sebenarnya mereka sangat santai. Yah, manusia tipe ini biasanya menghabiskan waktunya untuk berbelanja, jalan-jalan ke mall, ke salon, ngerumpi, bergosip dengan teman, atau membuang-buang waktu dengan kegiatan yang lebih cenderung dianggap santai atau menyenangkan, bagi mereka pribadi.
        Nah, ada pula manusia yang tidak hanya sibuk dengan urusan dunianya, tetapi juga sibuk untuk mengejar kehidupan akhiratnya. Tipe manusia ini cenderung berusaha menyeimbangkan antara hal-hal duniawi dengan akhiratnya kelak. Mereka menjadikan dunia sebagai ladang pahala sebesar-besarnya untuk mendapatkan tiket masuk surga. Mereka tidak hanya menghabiskan waktu untuk kuliah, bekerja, belajar, dan kegiatan-kegiatan duniawi lainnya. Tetapi, mereka juga tetap mengisi jadwal mereka dengan beribadah semaksimal mungkin setiap harinya, seperti shalat, mengajii, mengikuti kajian-kajian agama, puasa, dan lain-lain. Tipe manusia ini selalu berusaha menjadikan setiap hari lebih baik dari hari sebelumnya. Sebab, mereka menganggap bahwa kehidupan dunia adalah nyata ketika manusia hidup di dunia namun sejatinya hanyalah sebuah fatamorgana ketika mereka telah sampai pada titik kehidupan kekal di akhirat.
        Oke, pada prinsipnya manusia yang sempurna itu adalah manusia yang mampu menyeimbangkan antara dzikir dan pikir. Kurang lebih kayak tipe manusia sibuk yang ketiga menurut versi saya. Memang sulit dan tidak semua orang mampu melakukannya. Sebab, kebanyakan dari kita terlalu terlena dengan kehidupan dunia, termasuk saya sendiri. Kalau dipikir-pikir, waktu 24 jam itu sebenarnya adalah waktu yang banyak. Tuhan telah memberikan kita 24 jam, 1440 menit, dan 86.400 secon setiap harinya untuk kita gunakan sebaik mungkin. Selanjutnya, kita lah yang mengatur time schedule hidup kita. Hal-hal apa yang akan kita lakukan, apakah itu adalah hal yang positif atau justru negatif. Berorientasi ke dunia atau ke akhirat, atau bahkan kedua-duanya...

sO, tErMAsuK tipe MaNuSia yg maNaKah kita????

Kamis, 18 Maret 2010

RENUNGAN


Jika aku bisa menemui impian hari ini juga,
akan kukatakan bahwa aku sangat ingin menggapainya.
Jika aku bisa menatap impian
dari jarak yang terlampau dekat,
akan kubisikkan tentang harapan dan penantian.
Jika tatkala suatu ketika aku bisa menyentuh impian itu,
akan kulakukakan yang terbaik
yang bisa kuperbuat dalam hidupku
untuk menahannya tinggal bersamaku.
Jika impian itu benar-benar nyata dan abadi,
akan kuserahkan segenap jiwa dan ragaku
untuknya sepenuhnya.
Dan jika impian itu hanya sebatas mimpi,
akan kubiarkan ia tetap hidup di hatiku.
Tidak untuk sementara, tapi untuk selamanya.                                  


                                                                                       
At:pete2 (perjalanan menuju Pangkep),
Senin, 19 Januari 2010
09:36:51

For my beloved dad...

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang
sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau
di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh
dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon
untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata
Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah
yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu,
bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan
pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan
kecil......

Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik
sepeda.

Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa
akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu
Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,

Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu,
menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu
putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta
boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.

Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas
: "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa
tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu
dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu
khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di
bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan
menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan
keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja....

Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat
izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak
boleh!".

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk
menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang
sangat - sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk
ke kamar sambil membanting pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu
agar tidak marah adalah Mama....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan
matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu,
Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu,
atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling
cool sedunia.... :')

Papa sesekali menguping atau mengintip saat
kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa
melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa
untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di
ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut
- larut...

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut
malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang
di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi
meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu
untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan
Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu
saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....

Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...

Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku
untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat
ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti
Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit
air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu
baik-baik ya sayang".

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat
untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang
semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah
Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar
anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta
boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah
: "Tidak.... Tidak bisa!"

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin
mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa
gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan
memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas
melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan
telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang
ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan
izin..

Karena Papa tahu.....

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan
posisinya nanti.

Dan akhirnya...

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan
bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa
pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia
itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia,
kemudian Papa berdoa....

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata:
"Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik....

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah
menjadi wanita yang cantik....

Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu
bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat
untuk menjagamu dari bahaya....

Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak
menangis...

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia
ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu
yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

 

(Saya mendapat tulisan ini dari seorang teman yang sumbernya kebetulan tdk dituliskan...)