Seperti kitab tebal yang kau buka, aku terselip didalamnya..
Di antara kata dan kalimat, kabur tak terbaca..

Kamis, 25 November 2010

"MOTIVASI"

-->

Jika engkau ditugaskan untuk menjadi Raja atau Ratu,
ENGKAU AKAN MENJADI RAJA ATAU RATU.

Tidak ada apa dan siapa pun yang bisa membatalkan rencana kebesaranmu, KECUALI jika engkau MENOLAK RENCANA TUHAN,
...dengan MENJADIKAN dirimu malas, pesimis, penyedih, dan berbahasa sembarangan.
ENGKAU PEMBESAR MASA DEPAN, BERSIKAP DAN BERLAKULAH YANG SESUAI.

Aku menghormatimu mulai dari apa adanya engkau sekarang...
 

 

Mario Teguh

Selasa, 23 November 2010

PRESIDEN

Presiden..mungkin itulah kata yang saat ini sedang terbersit di dalam otak saya. bukan sebuah cita-cita, ataupun salah satu dari puluhan mimpi-mimpi yang ingin saya raih. Tepatnya, kata itu hanya menjadi sebuah angan-angan yang sudah menyelinap dalam benak saya beberapa tahun yang lalu. Tidak begitu lama, tapi cukup lama mengisi kepala saya dan membuat saya sering memikirkannya. Angan-angan, bagi saya bukanlah sebuah ambisi. Tercapai atau tidaknya bukanlah hal yang penting, sebab ini hanya bagian kecil dari banyak hal yang menghiasi mimpi saya. Bagi saya, mimpi adalah keinginan. Sesuatu yang mesti diwujudkan. Berhasil atau tidaknya adalah hasil dari sebuah proses yang setidaknya telah membuat saya menjadi sosok yang mau berusaha dan berjuang untuk memperolehnya. Sedangkan angan-angan bagi saya hanya bagian dari mimpi itu, dan bukan perwujudan dari mimpi itu. Mungkin terdengar aneh dan sangat membingungkan, dan saya pun sebenarnya tidak mengerti dengan semua itu.
Presiden, sejatinya adalah seorang pemimpin. Pemimpin hakekatnya adalah seorang pejuang. Berkorban dengan kebijaksanaan, berkorban dengan mengabaikan perasaan tapi bukan berarti tak berperasaan. Pemimpin sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan sulit, sering dikacaukan dengan banyak hambatan, dan sering dihantui justru dengan kekuasaannya sendiri. Menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah, apalagi menjadi pemimpin negara. Sebab, memimpin orang lain berarti mampu mengarahkan mereka menjadi lebih baik. Berusaha melakukan yang terbaik untuk kepentingan orang lain dengan mengabaikan kepentingan pribadi. Presiden adalah bagian dari wajah pemimpin. Jabatan dan kekuasaan yang menjadi rebutan banyak orang, yang kadang kala menyakiti mereka sendiri. Menjadi presiden merupakan sebuah konsekuensi besar bagi ia atau mereka yang memperoleh kehormatan tersebut. Seorang presiden tidak hanya harus siap untuk diagung-agungkan, tetapi juga harus siap untuk ditentang dan dicaci. Maka ia atau mereka yang beruntung adalah bagian dari sejarah yang namanya akan tercatat dan dikenang hingga keberadaan negeri ini hilang.

Pangkep, 23 Januari 2010
dina

S.A.M.A

-->
Aku terbangun
Masih sama dengan hari kemarin
Tak ada yang berbeda
Orang-orang yang itu-itu lagi
Sama seperti hari-hari kemarin
Kemarin dulu, kemarinnya kemarin dulu
Kemarin kemarinnya kemarin, kemarin-kemarin yang lalu
                                   Besoknya, dengan matahari yang saama
                                   Aku kembali terbangun
                                   Masih seperti yang kemarinnya kemarin
                                   Suasana yang sama, dengan pemuda-pemuda yang sama
                                   Kakek tua, ibu-ibu, dan anak-anak yang tetap sama
Jalannya masih sama, rumahnya pun sama
Sikap yang sama, dengan sandiwara yang sama
Mereka sibuk berkocah-kacih
Beradu mulut, bahkan saling melempar batu
Suaranya masih seperti itu
Tak pernah lelah untuk mengulang yang itu-itu saja
                                   Besoknya besok,
                                   Hari ini, aku terbangun lagi
                                   Dengan mimpi bahwa hari ini takkan sama dengan yang kemarin
                                   Orang-orang baru, dengan suasana baru
                                   Bukan lagi anak muda yang sok tahu
                                   Atau kakek-kakek yang merasa lebih hebat
                                   Namun nihil
                                   Mimpi tetaplah mimpi
                                   Sama dengan yang lain, akan tetap begitu dan seperti itu...

4/7/2008
00:50:08

BUKAN

-->
Bukan tuk kudekap.
Bayang-bayangmu yang maya telah merembes di titik sukmaku.
Namun bingkai ruhmu hanya hiasan yang tergeletak.
Bukan tuk kudekap.
Sampan Tuhan tlah meraihku.
Maka kulepaskan rasa tak bernama ini di jantungmu.
Hingga detik yang lalu ku kan lupa, bahwa kau pernah menjadi sajak di hatiku.

Senin, 22 November 2010

I’m CARE...what ’bout YOU????

         Berbagai bencana yang terjadi di negeri kita, tanah pertiwi tercinta, tentu saja telah mengiris hati, mengusik jiwa dan bahkan mengurai air mata kita. Dimana kepedulian kita terhadap lingkungan dan alam yang menjadi tempat berteduh kita? Kekayaan yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma, namun kita gunakan seenaknya. Apakah sesuatu yang gratis harus kita sia-siakan? Tidakkah kita bisa berpikir dan bertindak lebih bijak dengan akal yang telah kita miliki. 
         Marilah memulai dari diri sendiri dan dari hal yang paling kecil (kata AA Gym). Misalnya, tidak membuang sampah di sembarangan tempat atau menghemat pemakaian air dan listrik. Hal yang sangat sederhana, tetapi akan berdampak besar bagi kehidupan kita bersama.
Selain itu, berhentilah sibuk menyalahkan orang lain. Saatnya kita peduli, saatnya kita berpikir, dan saatnya untuk bertindak.


Just info !!!

1.Memakai 1 bungkus tissue berarti menebang 1 pohon. Sedangkan pohon yang dapat menyerap CO2, apabila pohon selalu ditebang maka itulah yang menjadi penyebab global warming.

2.70% pencemaran udara disebabkan oleh kendaraan bermotor. 

3.Mengurangi penggunaan kertas, karena kertas dibuat dari pohon.

4.Kurangi plastik, soalnya plastik tdk bisa didaur ulang.

5.Jangan sering pakai parfum. Soalnya parfum mengandung CFC(Cloroflorocarbon) yang dapat merusak ozon.
Assalamu alaikum…

Hmm…hari ini aku bertemu seorang nenek di kampus..Mungkin usianya sekitar 70 tahun..
Tubuhnya kurus dan badannya agak bungkuk..ia membawa sebuah karung besar yang berisi sampah2 plastik..aku melihatnya sedang memunguti beberapa botol plastic bekas yang tergeletak di jalanan, di sekitar koridor kampus..ia dengan sabar mengambil sampah2 itu dan memasukannya ke dalam karung.
Beberapa saat kemudian, aku melihat nenek itu menghampiri sebuah tempat sampah. Ia kemudian mulai mengais, mengambil sampah2 plastik yang ada di dalamnya.
Aku menatapnya dengan iba..”Sungguh kasihan nenek ini,”batinku.
Yah, bagaimana tidak..orang seusia dia harus bekerja sekeras itu, padahal ia sudah sangat renta. Seharusnya, nenek itu sedang asyik menikmati masa-masa tuanya di rumah, bersama anak dan cucunya. Menikmati hari-hari di usia senjanya, dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang menyenangkan.
Tapi nenek itu, sungguh memilukan. Aku sangat kasihan melihanya. Ia harus membanting tulang untuk menghidupi dirinya dan mungkin juga keluarganya. Sungguh ironis..
Aku kembali menunduk. Sejenak merenung, mengingat kakek dan nenekku di rumah. Yah, mungkin mereka lebih beruntung dari pada nenek itu. Sekali lagi, aku bersyukur pada Tuhan, yang selalu mencukupkan rezeki-Nya kepada keluargaku.
The last, aku berharap agar aku dan kita semua bisa menjadi hamba yang senantiasa bersyukur atas segala kemurahan hati Tuhan...amin..^^

Kamis, 04 November 2010

Hanya Renungan

Kawan, pernahkah kau merasa BERBEDA? Pernahkah kau merasa iri melihat kehidupan dan kebahagiaan orang lain? Atau pernahkah terlintas sejenak dalam benakmu untuk menjadi seperti mereka? Kalau jawabannya TIDAK berbanggalah dan kalau IA maka bersyukurlah.
HIDUP, kadang kala tidak memberikan kita pilihan untuk terlahir atau tercipta seperti apa yang kita inginkan. Sebab bila iya, maka semua orang akan menuntut kehidupan yang sempurna dan bahagia. Maka apa indahnya jika semua manusia di dunia ini terlahir sama? Maka dimana wujud keadilan Tuhan ketika semuanya tak memiliki perbedaan? Bukankah dengan terlahir berbeda kita bisa merasakan keindahan itu? Bukankah dengan ketidaksamaan itu kita dapat melihat keadilan ?
Wajar, ketika ada kalanya kita merasa iri dengan orang lain. Yah, karena pada hakekatnya kita adalah ‘manusia’. Kita hidup, dan kita bisa merasakan Hidup itu. Hanya saja, kita tidak boleh menjadikan hal itu sebagai pembenaran atas tindakan kita yang tidak baik. Setiap orang mungkin saja memiliki kelebihan yang tidak kita miliki, tapi boleh jadi mereka pun tidak memiliki kelebihan yang kita miliki. Ada kalanya kita kurang, dan ada kalanya mereka lebih. Begitupun sebaliknya. TAK ADA YANG SEMPURNA. Jadi, untuk apa kita menuntut kesempurnaan yg sudah jelas hal itu hanya milik sah TUHAN.
Ada kalanya, kita merasa orang lain selalu bahagia. Sedang kita tak hentinya dirundung masalah. Kita berpikir bahwa mereka bisa dengan mudah mendapatkan segalanya. Sedang kita, meski telah bersusah payah tetap saja tak mampu. Tapi pernahkah kita berpikir, bahwa lebih banyak hal yang mesti kita syukuri daripada kita ratapi dengan rasa sedih dan kecewa.
Kita terlalu sering melihat ke atas, hingga seringkali lupa bahwa masih banyak orang di bawah. Kita terlena pada kebahagiaan orang lain, sehingga kita lupa kebahagiaan diri kita sendiri. BAHAGIA ada di dalam hati, bukan pada apa yang kita punya dan miliki dalam gengaman. Bukan pada apa yang kita jamah atau yang kita lihat, tetapi bagaimana kita merasakan dan mesyukuri segala nikmat YANG KUASA sebagai anugerah yang pantas kita syukuri.