Seperti kitab tebal yang kau buka, aku terselip didalamnya..
Di antara kata dan kalimat, kabur tak terbaca..

Kamis, 04 November 2010

Hanya Renungan

Kawan, pernahkah kau merasa BERBEDA? Pernahkah kau merasa iri melihat kehidupan dan kebahagiaan orang lain? Atau pernahkah terlintas sejenak dalam benakmu untuk menjadi seperti mereka? Kalau jawabannya TIDAK berbanggalah dan kalau IA maka bersyukurlah.
HIDUP, kadang kala tidak memberikan kita pilihan untuk terlahir atau tercipta seperti apa yang kita inginkan. Sebab bila iya, maka semua orang akan menuntut kehidupan yang sempurna dan bahagia. Maka apa indahnya jika semua manusia di dunia ini terlahir sama? Maka dimana wujud keadilan Tuhan ketika semuanya tak memiliki perbedaan? Bukankah dengan terlahir berbeda kita bisa merasakan keindahan itu? Bukankah dengan ketidaksamaan itu kita dapat melihat keadilan ?
Wajar, ketika ada kalanya kita merasa iri dengan orang lain. Yah, karena pada hakekatnya kita adalah ‘manusia’. Kita hidup, dan kita bisa merasakan Hidup itu. Hanya saja, kita tidak boleh menjadikan hal itu sebagai pembenaran atas tindakan kita yang tidak baik. Setiap orang mungkin saja memiliki kelebihan yang tidak kita miliki, tapi boleh jadi mereka pun tidak memiliki kelebihan yang kita miliki. Ada kalanya kita kurang, dan ada kalanya mereka lebih. Begitupun sebaliknya. TAK ADA YANG SEMPURNA. Jadi, untuk apa kita menuntut kesempurnaan yg sudah jelas hal itu hanya milik sah TUHAN.
Ada kalanya, kita merasa orang lain selalu bahagia. Sedang kita tak hentinya dirundung masalah. Kita berpikir bahwa mereka bisa dengan mudah mendapatkan segalanya. Sedang kita, meski telah bersusah payah tetap saja tak mampu. Tapi pernahkah kita berpikir, bahwa lebih banyak hal yang mesti kita syukuri daripada kita ratapi dengan rasa sedih dan kecewa.
Kita terlalu sering melihat ke atas, hingga seringkali lupa bahwa masih banyak orang di bawah. Kita terlena pada kebahagiaan orang lain, sehingga kita lupa kebahagiaan diri kita sendiri. BAHAGIA ada di dalam hati, bukan pada apa yang kita punya dan miliki dalam gengaman. Bukan pada apa yang kita jamah atau yang kita lihat, tetapi bagaimana kita merasakan dan mesyukuri segala nikmat YANG KUASA sebagai anugerah yang pantas kita syukuri.