Seperti kitab tebal yang kau buka, aku terselip didalamnya..
Di antara kata dan kalimat, kabur tak terbaca..

Rabu, 12 November 2014

MOM

Lahir dari rahim wanita ini, aku beruntung.
Berada sebagai bagian dari doanya, aku menjadi berharga.
Menjadi seseorang yang dikhawatirkannya, aku merasa dicintai.



Adakah wanita yang lebih hebat melebihi seorang ibu? Malaikat tak bersayap yang Tuhan kirimkan dalam hidupmu. Wanita yang bahkan telah merindukanmu, jauh sebelum kau lahir ke dunia. Wanita yang tersenyum simpul saat melihat bayi-bayi dan anak kecil, kemudian berbisik dalam hatinya bahwa suatu hari nanti ia pun akan memilikimu.

Ibu adalah bentuk keagungan Sang Pencipta, yang mengandungmu selama sembilan bulan, yang merawat serta membesarkanmu, yang membisikkan doa-doa dalam tiap shalatnya yang khusyu. Adakah wanita yang lebih hebat daripada seorang ibu? yang mengkhawatirkanmu melebihi dirinya sendiri, yang bahkan rela menggantikan rasa sakitmu saat kau terluka. Yang bercerita pada Tuhan tentang betapa besar rasa syukurnya memilikimu. Ibu, yang mengamini semua mimpimu..yang meminta pada Tuhan agar kau mendapatkan apa yang kau inginkan, yang terbaik untuk hidup dan masa depanmu. 

Wanita hebat itu, ternyata masih sering kau sakiti hatinya.


Apa makna Mengenang?


Apa makna pertemuan untuk kita?
Bukankah dia adalah sebuah penghubung? yang memaknai kehadiranku dan kehadiranmu... 
Bukankah ia adalah sesuatu yang kita sebut sebagai takdir Tuhan? Bukan kebetulan yg sering dikatakan oleh banyak orang...


Lantas, apa makna perpisahan untukmu?

Meninggalkan atau melupakan?pergi begitu saja? Tanpa sepatah kata, tanpa luka yg mencabik-cabik..meniadakan pertemuan yg pernah dirangkai dengan membiarkannya pergi seolah tak pernah ada?begitu saja...


Apa makna melupakan?

tidak mengingat? Melepaskan memori? Atau mengubur cerita?membiarkan hatimu tergeletak tanpa dosa, tanpa seonggok luka yang tergores


Kemudian...apa makna mengenang?



Teruslah Berjuang!

Bahwa benar, setiap orang sedang berjuang. Entah dalam bentuk apa, entah untuk alasan apa, untuk siapa, dan mengapa?

Bagaimanapun, kita adalah manusia. Makhluk yang penciptaannya bertujuan. Yang lahir dalam bentuk sebaik-baiknya dan merupakan hasil dari perjuangan sebelumnya.

Bahwa segala usaha kita, segala bentuk upaya dan kerja keras kita. Betapa pun ia membuat kita harus jatuh pada titik serendah-rendahnya dan dalam kondisi selemah-lemahnya, ia tetaplah suatu hal yang takkan pernah sia-sia. 

Selalu ada usaha yang tidak membuahkan hasil. Semacam tidak semua pohon perlu berbunga dan berbuah, toh pada akhirnya semua akan berguna(AzureAzalea).

Ada proses yang harus kita hargai, yang pada perjalanan hidup kita mungkin akan berliku dan menyakitkan. Proses yang akan membuat kita semakin kuat melewati perjalanan lainnya, yang mungkin akan lebih meletihkan.

Hidup ini adalah proses mengalami, merasakan, memahami. Sebuah proses belajar hingga akhir. Sebab berhenti artinya mati, tidak ada pilihan selain "berjuang".


Pangkep, 16 Agustus 2014

Dari Pesisir


TAK ADA YANG SEMPURNA

Kawan, pernahkah kau merasa BERBEDA? Pernahkah kau merasa iri melihat kehidupan dan kebahagiaan orang lain? Atau pernahkah terlintas sejenak dalam benakmu untuk menjadi seperti mereka? Kalau jawabannya TIDAK berbanggalah dan kalau IA maka bersyukurlah.
HIDUP, kadang kala tidak memberikan kita pilihan untuk terlahir atau tercipta seperti apa yang kita inginkan. Sebab bila iya, maka semua orang akan menuntut kehidupan yang sempurna dan bahagia. Maka apa indahnya jika semua manusia di dunia ini terlahir sama? Maka dimana wujud keadilan Tuhan ketika semuanya tak memiliki perbedaan? Bukankah dengan terlahir berbeda kita bisa merasakan keindahan itu? Bukankah dengan ketidaksamaan itu kita dapat melihat keadilan ?
Wajar, ketika ada kalanya kita merasa iri dengan orang lain. Yah, karena pada hakekatnya kita adalah ‘manusia’. Kita hidup, dan kita bisa merasakan Hidup itu. Hanya saja, kita tidak boleh menjadikan hal itu sebagai pembenaran atas tindakan kita yang tidak baik. Setiap orang mungkin saja memiliki kelebihan yang tidak kita miliki, tapi boleh jadi mereka pun tidak memiliki kelebihan yang kita miliki. Ada kalanya kita kurang, dan ada kalanya mereka lebih. Begitupun sebaliknya. TAK ADA YANG SEMPURNA. Jadi, untuk apa kita menuntut kesempurnaan yg sudah jelas hal itu hanya milik sah TUHAN.
Ada kalanya, kita merasa orang lain selalu bahagia. Sedang kita tak hentinya dirundung masalah. Kita berpikir bahwa mereka bisa dengan mudah mendapatkan segalanya. Sedang kita, meski telah bersusah payah tetap saja tak mampu. Tapi pernahkah kita berpikir, bahwa lebih banyak hal yang mesti kita syukuri daripada kita ratapi dengan rasa sedih dan kecewa.
Kita terlalu sering melihat ke atas, hingga seringkali lupa bahwa masih banyak orang di bawah. Kita terlena pada kebahagiaan orang lain, sehingga kita lupa kebahagiaan diri kita sendiri. BAHAGIA ada di dalam hati, bukan pada apa yang kita punya dan miliki dalam gengaman. Bukan pada apa yang kita jamah atau yang kita lihat, tetap bagaimana kita merasakan dan mesyukuri segala nikmat YANG KUASA sebagai anugerah yang pantas kita syukuri.