Seperti kitab tebal yang kau buka, aku terselip didalamnya..
Di antara kata dan kalimat, kabur tak terbaca..

Selasa, 30 Maret 2010

HUJAN

Hujan…Mungkin aku tidak terlalu suka dengan kondisi itu..Yah, seperti saat ini..hujan telah mengurungku di kampus, menahan kepulanganku setelah bergelut selama seharian dengan pelajaran-pelajaran yang cukup menguras energi..
Sebenarnya, aku bukannya tidak suka dengan hujan…Aku hanya sedikit takut dengan tumpahan air langit itu. Aku takut mendengar suaranya yang begitu keras saat terpelanting di atas atap-atap rumah atau bangunan yang terbuat dari seng. Entah mengapa, suaranya terdengar begitu mengerikan di telingaku. Di tambah lagi suara kilat atau guntur yang biasanya terdengar saat hujan turun. Suaranya yg cempreng  tidak kalah keras menggelegar di angkasa. .Mengaung-aung, seolah berontak pada langit.  
Saat hujan turun, kadang kala aku mengingat mama di seberang sana. Atau suasana rumah tatkala hujan menari dengan lembut sebelum jatuh ke bumi. Biasanya, mama akan membuatkan kami gorengan pisang yang disuguhkan bersama teh panas seduhan mama. Sungguh aku merindukan suasana itu, suasana di mana aku bisa berkumpul dengan mama, papa, kakak, dan adikku. Aku sangat merindukan kebersamaan itu. Saat-saat dimana aku harus berebutan pisang dengan adik atau kakakku, bahkan juga ayahku. Saat-saat bertengkar dengan saudaraku karena hanya memperebutkan sepotong pisang terakhir yang menghiasai piring kami. Mmm, keluarga yang ANEH..hehehe..;)
Berbicara tentang hujan, mungkin akan mengingatkan kita pada sebuah lagu yang dibawakan oleh grup band utopia yang isinya kurang lebih menceritakan tentang HUJAN. Yah, tapi sebenarnya saya bukan mau membahas tentang ini, sekedar intermezzo saja.
Mmm, kembali ke masalah pokok..'HUJAN'...
Banyak hal tentang hujan yang tidak bisa saya jelaskan. Keindahannya saat turun, kehangatan yang ia ciptakan justru saat ia membawa udara dingin, kekuatannya yang mampu menumbangkan pohon-pohon besar, manfaatnya yang tiada tara seperti yang tercantum di dalam Al-Qur’an, ataupun hal lain tentangnya yang tidak mampu saya paparkan satu per satu.
Begitulah hujan..Kedatangannya sering tidak diharapkan, namun kepergianya justru sering kali membawa kenangan..hiks..hiks..;)


LETTER FOR MOM




Mama, malam ini kuterbangun lagi. Lewat dingin angin malam yang meradang, lewat pekatnya hitam malam. Mama, tahukah engkau? Seperti malam-malam kemarin, aku teringat peristiwa yang lalu. Hari di mana sesuatu yg tak pernah terbayangkan terjadi. Saat aku pun tak sadar, bahwa Tuhan sedang menguji kita. Bukan karena aku tak mampu menerima, juga bukan karena aku tak bisa merelakannya, tapi karena aku ataupun yg lain tak bisa menolaknya. Ini bukan tentang ikhlas ataupun tidak, sebab aku seperti yg lain. Aku hanyalah manusia biasa.

Tahukah kau mama, hari itu adalah saat-saat yang paling gusar dalam hidupku. Aku menangis, menangis sejadi-jadinya. Aku tak percaya dengan semuanya. Semua yg menimpa mama. Kabar buruk yang kudengar tentang mama di hari itu. Kabar yang tidak pernah ingin kudengar sedikit pun. Namun di saat itu, mama tetap meneleponku, berusaha menguatkan hatiku. Aku tahu, mama sedang menahan perih. Tapi mama masih berbohong, berkata seolah tak terjadi apa-apa. Mama, tidak sadarkah kau bahwa hatiku sangat sedih mendengar semua itu. Sakit ma, sakit sekali. Bukan karena aku tidak mengharapkan mama akan baik-baik saja di sana, tapi karena aku tahu bahwa mama masih saja memikirkanku bahkan di saat kondisi mama sedang memburuk. Ingin rasanya aku segera kembali ke rumah, aku ingin segera pulang dan berada di samping mama saat itu. Aku ingin segera memeluk mama, menatap wajah mama, melihat mama yang seperti biasa akan menyambut kedatanganku di depan pintu. Pun seandainya aku bisa melawan ruang dan waktu, tentu saja akan kukerahkan sekuat tenaga untuk dapat bertemu denganmu kala itu.

Mama, waktu demi waktu berlalu. Kedewasaan memberiku sedikit ruang untuk memahami segalanya. Aku mulai menerima semua yg terjadi dan kuharap demikian pula bagi mama. Tuhan bukan tak sayang kepada kita, namun Tuhan terlampau menyayangi kita. Tak ada alasan yg mampu membuat kita berhenti bersyukur akan kuasa-Nya .

Mama, mungkin aku bukanlah anak yg berbakti. Sering kuucapkan caci maki ataupun bentakan-bentakan kasar yang sebenarnya tak pantas kulakukan. Tapi di balik itu semua, aku selalu menyayangi mama. Kata yang tak pernah kuuangkapkan, rasa yang selalu kupendam, dan cinta yang tak mampu kuutarakan. Mama, aku yakin engkau adalah sosok yang kuat. Dirimu adalah semangatku, senyummu adalah kekuatanku, dan doamu adalah pelindungku. Maka, aku pun meminta kepada Tuhan agar sedianya Dia menjagamu. Agar Tuhan selalu memberimu kekuatan untuk bertahan, tidak menyerah, dan putus asa pada takdir dan keadaan. 


Aku percaya mama, sebuah ayat yang selalu menguatkan hatiku ketika membaca kitabullah..”Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Dan aku yakin, bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya…

Untuk mama yang selalu kusayang, kukirimkan surat cinta ini, sebagai tanda bahwa aku bagga memilikimu di dalam hidupku..


Salam cinta
Anakmu..;)