Seperti kitab tebal yang kau buka, aku terselip didalamnya..
Di antara kata dan kalimat, kabur tak terbaca..

Senin, 21 Februari 2011

C.I.N.T.A itu bernama M.A.M.A

             Kau pasti sepakat denganku, jika ku bilang bahwa mama adalah seseorang yang akan selalu kau cintai melebihi siapapun di dunia ini, selain Tuhan tentunya.
Yah,itu pendapatku saja. Mungkin karena aku sangat mencintai mama. Tidak bisa kubayangkan bagaimana jadinya aku tanpa mama. Kau pasti tahu rasanya, karena aku yakin bahwa kau pun punya mama, sama sepertiku. Setidaknya, keberadaanmu di dunia ini tentu saja karena wanita itu.
            Memiliki mama adalah sebuah nikmat terbesar yang kusyukuri. Bukan hanya karena dialah yang telah melahirkanku sehingga aku ada di dunia saat ini. Bukan hanya karena dia adalah orang yang berperan besar dalam kehidupanku. Tetapi lebih dari semua itu, aku bersyukur karena keberadaannya. Aku bersyukur pada Tuhan karena dia ada untukku. Aku bersyukur karena aku bisa melihatnya, merasakan cinta dan kasih sayangnya dan aku bersyukur karena dia adalah mamaku.
           Tanpa mama, mana mungkin aku tahu tentang setia. Mama mengajariku tentang apa itu sabar. Tentang bagaimana menjadi kuat bahkan saat terlemah sekalipun. Tanpa mama, bagaimana aku tahu tentang ikhlas. Saat aku gagal dan kecewa, saat aku jatuh dan putus asa, saat aku nyaris menyerah. Mama ada di sana, membantuku tuk bertahan. Tanpa mama, bagaimana aku tahu rasanya menjadi berharga. Saat aku sakit dan menangis, mama lah yang akan selalu setia di sampingku. Mama ada di sana, dan selalu mengkhawatirkanku.
          Mama yang akan selalu tersenyum saat aku pulang ke rumah. Mama yang selalu terlihat tegar dihadapanku, meski aku tahu ia rapuh. Mama yang selalu terlihat kuat, meski aku tahu ia sakit. Mama yang selalu berusaha memenuhi segala hajat dan kebutuhanku, meski aku tahu itu berat. Mama yang memberiku ruang untuk berdiri. Mama yang sudah mengorbankan seluruh hidupnya untukku.
           Mama bukanlah malaikatku. Bukan juga peri pelindungku. Tapi lebih dari itu, mama adalah kekuatanku. Yah..dia adalah cintaku. Dialah mamaku.
           Mencintai mama tentunya tidak seperti mencintai Tuhan. Karena hakikinya, cinta itu berasal dari pemilik hati itu sendiri. Besarnya rasa cinta itu seharusnya tidak sama. Maka tak semestinya cinta kepada mama melebihi cinta kita kepada Tuhan. Karena bagaimana pun, Tuhanlah pemiliknya. Dialah Maha pembolak balik hati. Dan Dialah yang berhak kita cintai, melebihi apa dan siapapun di dunia ini.


2 komentar: