Seperti kitab tebal yang kau buka, aku terselip didalamnya..
Di antara kata dan kalimat, kabur tak terbaca..

Jumat, 19 Maret 2010

REFLECTION...

Apakah yang saya lihat di cermin sama dengan apa yg mereka lihat?
Apakah bayangan yang membentuk sesosok tubuh ketika saya mamandangnya akan sama dengan apa yang mereka temukan?
Apakah apa yg saya pikirkan tentang diri saya selalu sama dengan apa yang mereka pikir dan rasakan?
Setiap hari, entah kebohongan apa yang saya lakukan u/ menyembunyikan bahwa saya adalah diri saya.
Menutupi kebenaran bahwa saya adalah apa yang mereka lihat dan rasakan setelah waktu telah bergulir melampaui masa depan.
Kadang saya berpikir, apakah mereka mengenal saya seperti apa yang saya kenal terhadap diri saya sendiri?
Apakah semuanya sama, seperti yang saya harapankan dan saya inginkan.
Kemarin, saya mendengar bahwa mereka heran melihat saya hari ini. Apakah yang mereka dapati hari ini tentang saya adalah sama ketika kemarin mereka menemui saya?Atau sebaliknya, mereka telah menemukan sesuatu yang tidak mereka lihat sebelumnya?
Mereka mulai menebak, mempertanyakan bayangan yang mereka lihat dengan kenyataan yang dapat mereka raba.
Dan begitulah, saya memperkenalkan diri saya sebagai sebuah bayangan yang perlu mereka lihat secara utuh. Bukan gambaran yang disimpulkan dari kejauhan atau sepotong lagu yang mereka dengar di kegaduhan.



25 February 2010

SAJAK TUHAN

Sujudku ya Rabb,
Rintihan malam ini kumengadu
tentang jeritan hati anak Adam
yang terjebak dalam penjaran nasib
terperangkap dalam angan-angan kosong masa depan

Jika takdir itu yang tebaik
jangan rapuhkan aku dalam kuat-Mu
kuatkan aku dalam kuat-Mu
teguhkan hamba di atas agama-Mu
pada pilar-pilar cerita,
Dalam kitab-Mu


2008 

NINETEEN

Yah, kadang-kadang ngiri juga liat remaja-remaja seusia saya yang bisa leluasa menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan ke mall, belanja, nonton, atau makan bareng. Mereka terlihat begitu santai dan menikmati hidupnya sebagai remaja berusia 18 atau 19 tahun. Yah, prinsipnya sih “masa muda” adalah masa yang indah. So, kita wajib kudu fardu untuk menikmatinya. Kapan lagi coba kita bisa melakukan segala hal? Tertawa sepuas mungkin? Menikmati masa-masa indah bersama teman-teman atau pacar yang sudah dianggap soulmet sejati. Nah, tapi bagi saya semua itu bukanlah sebuah standar untuk menikmati masa muda, yang kata orang sih masa-masa penuh kebebasan. Saya mungkin tidak termasuk golongan remaja di atas. Saya adalah tipe orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di kampus dan tentunya di kamar. Biasanya saya disibukkan dengan rutinitas perkuliahan yang padat. Masuk jam 8 pagi n pulang sekitar jam 4 sore. Belum lagi kalau ada kegiatan lainnya setelah perkuliahan. Ditambah lagi tugas-tugas numpuk yang kadang-kadang kedatangannya tak terduga. Hmm, ternyata menjadi mahasiswa itu tidaklah mudah. Kita harus pinter-pinter ngatur waktu, supaya tidak ketinggalan dari yang lain.

Oke, next…menjalani rutinitas sebagai seorang mahasiswa membuat saya agak sedikit kekurangan waktu untuk bersantai, walaupun sebenarnya sih saya banyak membuang-buang waktu dengan kegiatan yang tidak jelas, seperti TIDUR. Hehe…yah, bersantai yang saya maksud di sini dalam artian jalan-jalan, hang out, atau apa pun bentuk “santai” yang didefenisikan oleh remaja seusia saya. Bukannya tidak punya waktu untuk melakukan hal-hal seperti itu, masalahnya saya adalah tipe orang yang tidak terlalu suka dengan jalan-jalan, belanja, ngumpul-ngumpul bareng teman, nonton di bioskop, etc. Saya memang lebih suka di kamar, menyendiri, menyatu dengan ketenangan. Biasanya dengan begitu, saya bisa mendapatkan banyak inspirasi untuk menulis. Hahaha…sungguh tragis. Tapi begitulah saya menikmati hidup sebagai remaja berusia 19 tahun..^^





 

Sesibuk apakah SAYA????


        Kadang kala, banyak hal yang membuat manusia menjadi sibuk. Sibuk terhadap berbagai kegiatan dunia yang seabrek, dengan jadwal padat setiap harinya. Terikat oleh berbagai kegiatan yang bahkan membuat waktu istirahat hampir tidak ada. Bahkan, tipe manusia yang seperti ini akan merasa bahwa sesungguhnya waktu 24 jam itu tidak cukup untuk dapat melakukan atau menyelesaikan semuanya. Mereka biasanya disibukkan dengan berbagai pertemuan, acara, kuliah, pekerjaan, tugas-tugas, atau berbagai jenis kegiatan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Mereka sibuk dengan agenda-agenda yang padat setiap harinya. Mereka berusaha meraih atau mengejar sesuatu, melakukan yang terbaik yang mereka anggap, dan menikmatinya sebagai sebuah rutinitas atau pekerjaan yang menyenangkan.
         Ada pula tipe manusia yang pada  dasarnya juga sibuk, tetapi sebenarnya mereka sangat santai. Yah, manusia tipe ini biasanya menghabiskan waktunya untuk berbelanja, jalan-jalan ke mall, ke salon, ngerumpi, bergosip dengan teman, atau membuang-buang waktu dengan kegiatan yang lebih cenderung dianggap santai atau menyenangkan, bagi mereka pribadi.
        Nah, ada pula manusia yang tidak hanya sibuk dengan urusan dunianya, tetapi juga sibuk untuk mengejar kehidupan akhiratnya. Tipe manusia ini cenderung berusaha menyeimbangkan antara hal-hal duniawi dengan akhiratnya kelak. Mereka menjadikan dunia sebagai ladang pahala sebesar-besarnya untuk mendapatkan tiket masuk surga. Mereka tidak hanya menghabiskan waktu untuk kuliah, bekerja, belajar, dan kegiatan-kegiatan duniawi lainnya. Tetapi, mereka juga tetap mengisi jadwal mereka dengan beribadah semaksimal mungkin setiap harinya, seperti shalat, mengajii, mengikuti kajian-kajian agama, puasa, dan lain-lain. Tipe manusia ini selalu berusaha menjadikan setiap hari lebih baik dari hari sebelumnya. Sebab, mereka menganggap bahwa kehidupan dunia adalah nyata ketika manusia hidup di dunia namun sejatinya hanyalah sebuah fatamorgana ketika mereka telah sampai pada titik kehidupan kekal di akhirat.
        Oke, pada prinsipnya manusia yang sempurna itu adalah manusia yang mampu menyeimbangkan antara dzikir dan pikir. Kurang lebih kayak tipe manusia sibuk yang ketiga menurut versi saya. Memang sulit dan tidak semua orang mampu melakukannya. Sebab, kebanyakan dari kita terlalu terlena dengan kehidupan dunia, termasuk saya sendiri. Kalau dipikir-pikir, waktu 24 jam itu sebenarnya adalah waktu yang banyak. Tuhan telah memberikan kita 24 jam, 1440 menit, dan 86.400 secon setiap harinya untuk kita gunakan sebaik mungkin. Selanjutnya, kita lah yang mengatur time schedule hidup kita. Hal-hal apa yang akan kita lakukan, apakah itu adalah hal yang positif atau justru negatif. Berorientasi ke dunia atau ke akhirat, atau bahkan kedua-duanya...

sO, tErMAsuK tipe MaNuSia yg maNaKah kita????